Saturday, May 30, 2020

EFEK INSULIN PADA KADAR GULA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

  1. Tujuan Praktikum

  • Memahami efek insulin pada kadar gula darah

  • Mengenal metode uji antidiabetik dengan uji toleransi glukosa (GTT)


  1. Dasar Teori

Pankreas adalah suatu kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon peptida insulin, glucagon, dan somastotatin dan suatu kelenjar eksokrin yang menghasilkan enzim pencernaan. Hormon peptida disekresikan dari sel-sel yang berlokasi dalam pulau langerhans (β atausel-B yang menghasilkan insulin, α2atausel-A yang menghasilkan glucagon, dan α1atausel-D yang menghasilkansomastotatin).Hormon-hormon ini memegang peranan penting dalam pengaturan aktivitas metabolic tubuh, dan dengan demikian membantu memelihara homeostatis glukosa darah (Mycekdkk, 2001).

Diabetes merupakan penyakit tunggal. Diabetes merupakan suatu grup sindrom heterogen yang semua gejalanya ditandai dengan peningkatan gula darah yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. Diabetes dapat dibagi menjadi dua grup berdasarkan kebutuhan atas insulin: diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM atauTipe I) dan diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM atauTipe II) (Mycekdkk, 2001).

Insulin merupakan protein kecil yang mengandung dua rantai polipeptida yang dihubungkan oleh ikatan disulfide. Disintesis sebagai protein precursor (pro-insulin) yang mengalami pemisahan proteolitik untuk membentuk insulin dan peptide C, keduanya disekresi oleh sel β pancreas. Sekresi insulin diatur tidak hanya oleh kadar glukosa darah tetapi juga oleh hormon lain dan mediator autonomic. Sekresi insulin umumnya dipacu oleh ambilan glukosa darah yang tinggi dan difosforilasi dalam sel β pancreas. Insulin diisolasi dari pancreas sapid anbabi. Namun, insulin manusia diproduksi oleh strain khusus Eschericia coli yang telah diubah secara genetic, mengandung gen untuk insulin manusia. Insulin babi paling mendekatistruktur insulin manusia, yang dibedakan hanya oleh satu asam amino (Mycekdkk, 2001).

Karena insulin adalah protein, didegradasi pada saluran cerna jika diberikan per-oral. Karena itu pada umumnya diberikan secara suntikan subkutan. Insulin diinaktivasi dengan jalan mengurangi enzim, insulinase yang terutama berdasarkan mula kerja dan masa kerjanya. Dosis, tempat suntikkan, persediaan darah, suhu, dan aktivitas fisik dapat mempengaruhi masa kerja berbagai preparat. Insulin manusia diabsorbsi lebih cepat dari tempat suntikkan daripada hormone sapiatau babi. Jadi, masa kerja insulin manusia lebih singkat dan dosis harus disesuaikan (Mycekdkk, 2001).

Gejala hipoglikemia merupakan reaksi samping yang paling serius dan umum dari kelebihan dosis insulin. Diabetes jangka lama sering tidak memproduksi sejumlah hormon yang menghalangi pengaturan insulin (glucagon, epinefrin, kortisol, dan hormone pertumbuhan) yang secara normal memberikan pertahanan efektif terhadap hipoglikemia (Mycekdkk, 2001). Penetapan kadar gula darah dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu cara ialah dengan metode enzimatik glukosa PAP (Roche) (Kresnamurti, 2013).

  1. Bahan dan Alat :

  • Metode Pengukuran Kadar Glukosa Darah dengan Spektrofotometri

Hewan coba: tikus jantan

Alat : Spektronik 20 D, stopwatch, Reagensia Glukosa PAP (Roche), alat suntik, mikropipet, pipet volum.

Bahan dan Rute pemberian: insulin 0,05 IU/200 gbb (s.c)

Insulin 0,10 IU/200 gbb (s.c)

Insulin 0,15 IU/200 gbb (s.c)

Glukosa 1 g/200 gbb (larutan 65%) per oral

Insulin yang tersedia: 40 IU


  • Metode Pengukuran Kadar Glukosa dengan Advantage Meter (metode refractometer)

Hewan coba: tikus jantan

Alat : stopwatch, advantage meter-strip test, silet, alat suntik, restrainer

Bahan dan Rute pemberian: insulin 0,05 IU/200 gbb (s.c)

Insulin 0,10 IU/200 gbb (s.c)

Insulin 0,15 IU/200 gbb (s.c)

Glukosa 1 g/200 gbb (larutan 65%) per oral

Insulin yang tersedia: 40 IU


Perhitungan Dosis:

Berat badan tikus: 160 gram

Insulin : insulin 0,05 IU

Cara perhitungan :

1 gram – 200 gbb

X − 160 gbb

X = (160 gbb:200gbb) x 1gram = 0,8 gram

Konsentrasi 65% = 65 gram – 100 ml

0,8 gram – y

y =( 0,8 gram:65 gram) x 100 ml = 1,23 ml glukosa oral


  1. Skema Kerja Praktikum

  1. Gunakan tikus yang telah dipuasakan 18 jam sebelum percobaan

  2. Masukkan mencit ke dalam restrainer, bersihkan dan dilatasi pembuluh darah vena di ekor dengan kapas ber-alkohol

  3. Potong ujung ekor tikus setipis mungkin dan biarkan darah keluar, teteskan pada strip test, sehingga didapatkan kadar glukosa darah tikus sebelum perlakuan (TO)

  4. Berikan glukosa secara per oral

  5. Biarkan selama 15 menit, ukur kembali kadar glukosa darah tikus seperti perlakuan no.3 (T15)

  6. Suntikkan insulin secara sub cutan pada daerah tengkuk tikus

  7. Ukur kadar gula darah tikus pada menit ke 15, 30, 45 menit setelah penyuntikan insulin (T30, T45, T60)

  8. Buatlah grafik: KGD vs waktu

  1. Pembahasan

Diabetes merupakan suatu grup sindrom heterogen yang semua gejalanya ditandai dengan peningkatan gula darah yang disebabkan oleh defisiensi insulin relative atau absolut. Pada praktikum kali ini dilakukan uji gula darah pada tikus, sebelumnya tikus dipuasakan selama 18 jam dan uji kadar gula darah dilakukan dengan menggunakan alat gluko-meter. Pertama-tama diukur kadar gula darah awal tikus, setelah kadar gula darah awal tikus diketahui kemudian diinduksi dengan glukosa oral dan dibiarkan selama 15 menit kemudian diukur gula darah setelah pemberian glukosa yaitu pada T=0. Setelah terjadi kenaikan gula darah maka disuntikkan insulin 0.05 IU dan dibiarkan 30 menit dan dilakukan pengukuran lagi hingga menit ke-60.

Setelah disuntikkan insulin secara subkutan, terjadi penurunan gula darah. Hal ini menunjukkan bahwa insulin merupakan anti diabetika. Insulin merupakan sebuah hormone polipeptida yang mengatur metabolism karbohidrat. Selain merupakan efek terutama dalam homeostasis karbohidrat, hormone ini juga ambil bagian dalam metabolism lemak (trigliserida) dan protein. Hormone ini bersifat anabolic yang artinya meningkatkan penggunaan protein. Hormone tersebut juga memengaruhi jaringan tubuh lainnya. Insulin menyebabkan sel (biologi) pada otot dan adiposit menyerap glukosa dari sirkulasi darah melalui transporter glukosa GLUT1 dan GLUT4 dan menyimpannya sebagai glikogen di dalam hati dan otot sebagai sumber energi. Insulin digunakan dalam pengobatan beberapa jenis diabetes mellitus. Pasien dengan DM tipe 1 bergantung pada insulin eksogen (disuntikkan di bawahkulit/subkutan) untuk keselamatannya karena kekurangan absolut hormone tersebut. Pasien dengan DM tipe 2 memiliki tingkat produksi insulin rendah atau kebal insulin dan kadangkala membutuhkan pengaturan insulin bila pengobatan lain tidak cukup untuk mengatur kadar glukosa darah.


  1. Daftar Pustaka

http://acta.fa.itb.ac.id/pdf_dir/issue_29_2_5.pdf

ejournal.unri.ac.id/index.php/JN/article/download/94/88

Kresnamurti, A., 2013, PetunjukPraktikumFarmakologi-Toksikologi, UNIKA Widya Mandala Surabaya


Mycek, Mary J., 2001, Faramakologi: UlasanBergambar, Jakarta: EGC BukuKedokteran