Monday, March 12, 2012

JANTUNG KORONER


MAKALAH PATOFISIOLOGI
JANTUNG KORONER

logo_WM.gif

oleh :
1.       Melia Ivana Wijaya        (2443010066)










KATA  PENGANTAR
                Pertama-tama kami ungkapkan rasa syukur kami kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas Patofisiologi pada semester genap ini dalam bentuk makalah.Kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.Oleh karena itu tidak ada  hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.Begitu juga dengan makalah yang telah kami selesaikan.kami melakukan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
            Kritik dan sran yang membangun kami harapkan demi lebih sempurnanya makalah kami dimasa yang akan datang.



Surabaya, 22 Februari 2012










BAB I
        PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit jantung,pastinya bukan penyakt yang asing karena sering terdengar dan dialami orang.Namun,meski cukup familiar ditelinga orang awam,ternyata belum banyak orang yang terlalu perduli dengan penyakit mematikan tersebut.Bahkan kebanyakan orang justru jauh lebih takut dengan penyakit kangker dibandingkan dengan penyakit yang tercatat sebagai penyakit no 1 didunia ini.
Ada berbagai macam penyakit jantung, namun penyakit jantung yang umumnya ditakuti dan yang paling banyak dialami masyarakat dunia termasuk Indonesia adalah jantung koroner,karena menyerang pada usia produktif dan dapat menyebabkan serangan jantung hingga kematian mendadak.Penyebab penyakit jantung koroner adalah penyempitan dan penyumbatan pembuluh ateri koroner.Hal-hal yang memicu penyakit jantung koroner yaitu merokok dalam jumlah banyak selama bertahun-tahun, mengonsumsi makanan yang berkolesterol tinggi, obesitas, kurang beraktivitas dan kurang berolahraga.

Tujuan
Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai jantung koroner dari gejala, penyebab dan cara pencegahannya.









BAB II
     ISI
Definisi
Penyakit jantung koroner adalah salah satu bentuk dari penyakit jantung dan pembuluh darah, merupakan penyakit yang melibatkan gangguan pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang menyuplai oksigen dan zat makanan pada jantung.

Penyebab dan Faktor Risiko
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah, dll.,yang semuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :


·         Dislipidemia
·         Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
·         Merokok
·         Diabetes Mellitus
·         Kegemukan
·         Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga
·         Stress
·         Usia
·         Jenis kelamin laki-laki
·         Riwayat keluarga
·         Etnis
·         Sindrom metabolic
·         Inaktifitas fisik
·         Inflamasi
·         Fibrinogen
·         Homosistein
·         Stres oksidatif



Gejala
Gejala dapat terlihat dengan jelas ataupun tidak menunjukkan gejala (asimptomatis) Gejala yang paling umum adalah angina yang berupa sakit di bagian dada. Rasa sakit atau tidak enak ini muncul karena jantung kekurangan darah dan oksigen. Sakitnya dapat bervariasi antara 1 orang dengan orang lain.
Rasa sakit dapat menyebar ke leher, tangan, perut, dan punggung bagian atas. Rasa sakit biasanya muncul sesuai dengan aktivitas atau emosi dan dapat hilang dengan istirahat atau obat nitrogliserin.
Gejala lain dapat berupa nafas pendek dan mudah lelah saat beraktivitas.
Pada wanita, orang tua, dan orang dengan diabetes ada kemungkinan lebih tinggi munculnya gejala :
·         Kelelahan
·         Nafas pendek
·         lemah

Patofisiologi
Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami kerusakan oleh adanya faktor risiko antara lain: faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok, diet aterogenik, penigkatan kadar gula darah, dan oxidasi dari LDL-C. Kerusakan ini menyebabkan sel endotel menghasilkan cell adhesion molecule seperti sitokin (interleukin -1, (IL-1); tumor nekrosis faktor alfa, (TNF-alpha)), kemokin (monocyte chemoattractant factor 1, (MCP-1; IL-8), dan growth factor (platelet derived growth factor, (PDGF); basic fibroblast growth factor, (bFGF). Sel inflamasi seperti monosit dan T-Limfosit masuk ke permukaan endotel dan migrasi dari endotelium ke sub-endotel. Monosit kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag dan mengambil LDL teroksidasi yang bersifat lebih atherogenik dibanding LDL. Makrofag ini kemudian membentuk sel busa.  LDL teroksidasi menyebabkan kematian sel endotel dan menghasilkan respons inflamasi. Sebagai tambahan, terjadi respons dari angiotensin II, yang menyebabkan gangguan vasodilatasi, dan mencetuskan efek protrombik dengan melibatkan platelet dan factor koagulasi.
Akibat kerusakan endotel terjadi respons protektif dan terbentuk lesi fibrofatty dan fibrous, plak atherosklerosik, yang dipicu oleh inflamasi. Plak yang terjadi dapat menjadi tidak stabil (vulnerable) dan mengalami ruptur sehingga terjadi Sindroma Koroner Akut (SKA).
Angina Pektoris Stabil (APS): sindrom klinik yang ditandai dengan rasa tidak enak di dada, rahang, bahu, pungggung ataupun lengan, yang biasanya dicetuskan oleh kerja fisik atau stres emosional dan keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau oleh obat nitrogliserin. Angina Prinzmetal: nyeri dada disebabkan oleh spasme arteri koronaria, sering timbul pada waktu istirahat, tidak berkaitan dengan kegiatan jasmani dan kadang-kadang siklik (pada waktu yang sama tiap harinya).

Sindroma Kororner Akut (SKA):sindrom klinik yang mempunyai dasar patofisiologi yang sama yaitu adanya erosi, fisur, ataupun robeknya plak atheroma sehingga menyebabkan trombosis intravaskular yang menimbulkan ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard. Yang termasuk dalam SKA adalah:
• Angina pektoris tidak stabil (APTS, unstable angina): ditandai dengan nyeri dada yang mendadak dan lebih berat, yang serangannya lebih lama (lebih dari 20 menit) dan lebih sering. Angina yang baru timbul (kurang dari satu bulan), angina yang timbul dalam satu bulan setelah serangan infark juga digolongkan dalam angina tak stabil.
• Infark miokard akut (IMA): Nyeri angina pada infark jantung akut umumnya lebih berat dan lebih lama (30 menit atau lebih). Walau demikian infark jantung dapat terjadi tanpa nyeri dada (20 sampai 25%). IMA bisa nonQ MI (NSTEMI) dan gelombang Q MI (STEMI).

Diagnosis
Cara-Cara Diagnostik :
1.      Anamnesis
2.      Pemeriksaan fisik
3.      Laboratorium
4.      Foto thoraks
5.      Pemeriksaan jantung non-invasif :
         EKG istirahat
         Uji latihan jasmani (treadmill)
         Uji latih jasmani kombinasi pencitraan:
         Uji latih jasmani ekokardiografi (Stress Eko)
         Uji latih jasmani Scintigrafi Perfusi Miokard
         Uji latih jasmani Farmakologik Kombinasi Teknik Imaging
         Ekokardiografi istirahat
         Monitoring EKG ambulatoar
         Teknik non-invasif penentuan klasifikasi koroner dan anatomi koroner:
         Computed Tomography
         Angiography (lebih dikenal kateterisasi


Perawatan
Perawatan tergantung dari gejala dan seberapa parahnya penyakit yang diderita. Obat-obatan yang mungkin dipakai meliputi:
-          ACE inhibitor : menurunkan tekanan darah serta melindungi jantung dan ginjal
-          Aspirin, dengan atau tanpa clopidogrel atau prasugrel : menghambat terbentuknya bekuan darah (blood clot)
-          Beta-blockers : menurunkan denyut nadi, tekanan darah, dan penggunaan oksigen oleh jantung.
-          Calcium channel blockers : merelaksasikan arteri, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi beban jantung
-          Diuretik : menurunkan tekanan darah dan mengobati gagal jantung
-          Nitrat (seperti nitrogliserin) : menghentikan sakit dada dan meningkatkan aliran darah dalam jantung
-          Statin : menurunkan kolesterol

Prosedur pembedahan juga mungkin dilakukan, prosedur pembedahan yang umum dalam menangani penyakit jantung coroner :
-          Angioplasti dan pemasangan stent
-          Operasi bypass arteri coroner
-          Operasi invasif minimal jantung
Menjaga pola hidup yang sehat juga merupakan hal yang penting dalam perawatan jantung coroner. Hal yang bisa dilakukan adalah :
-          Menghindari rokok dan penggunaan tembakau
-          Tingkatkan olahraga, minimal 30 menit dalam sehari, 5 hari dalam seminggu (sesuaikan dengan anjuran dokter)
-          Mengatur berat badan yang sehat. Menggunakan acuan indeks massa tubuh antara 18.5 hingga 24.9
-          Memeriksakan diri dan menyembuhkan depresi
-          Perempuan dengan resiko tinggi terkena penyakit jantung dapat mengkonsumsi suplemen asam lemak omega-3
-          Meminimalkan konsumsi alkohol.
-          Memilih diet dengan banyak buah dan sayur
-          Mengkonsumsi produk susu rendah lemak
-          Hindari konsumsi garam dan lemak pada makanan kering dan makanan olahan (processed foods).
-          Kurangi konsumsi produk hewani yang mengandung keju, krim, atau telur
Prognosis

Kesembuhan dapat bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain. Beberapa orang yang dapat mengubah pola hidup mereka menjadi pola hidup sehat dapat sembuh lebih cepat, sementara beberapa orang lain bahkan memerlukan diadakannya operasi.
Deteksi dini dalam penyakit jantung koroner secara umum menghasilkan hasil yang lebih baik




















DAFTAR PUSTAKA

1. Mosca L, Benjamin EJ, Berra K, Bezanson JL, Dolor RJ, Lloyd-Jones DM, et al.
Effectiveness-Based Guidelines for the Prevention of Cardiovascular Disease in
Women--2011 Update: a guideline from the American Heart Association. Circulation.
2011;123(11);1243-1262.
2. Gaziano JM, Ridker PM, Libby P. Primary and secondary prevention of coronary
heart disease. In: Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P, eds. Braunwald's Heart
Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 9th ed. Philadelphia, Pa: Saunders
Elsevier;2011: chap 49.
3. Greenland P, Alpert JS, Beller GA, Benjamin EJ, Budoff MJ, Fayad ZA, et al. 2010
ACCF/AHA guideline for assessment of cardiovascular risk in asymptomatic adults: a
report of the American College of Cardiology Foundation/American Heart Association
Task Force on Practice Guidelines. Circulation. 2010;122(25)e584-e636.
4. U.S. Preventive Services Task Force. Aspirin for the prevention of cardiovascular
disease: U.S. Preventive Services Task Force recommendation statement. Ann Intern
Med. 2009;150:396-404. [PubMed]
5. http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=76
6. http://die13profesionalnursing.blogspot.com/2009/01/penyakit-jantung-koroner-
patofisiologi.html





BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami jelaskan mengenai materi jantung koroner yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami  berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan yang akan datang.
Semoga makalah ini berguna bagi kita sem
ua.