MAKALAH PATOFISIOLOGI
JANTUNG KORONER

oleh :
1.
Melia Ivana
Wijaya (2443010066)
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama kami ungkapkan rasa syukur kami
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya sehingga kami
dapat menyusun tugas Patofisiologi
pada semester genap ini
dalam bentuk makalah.Kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal.Oleh
karena itu tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat sempurna.Begitu juga dengan makalah yang telah kami
selesaikan.kami
melakukan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Kritik
dan sran yang membangun kami harapkan
demi lebih sempurnanya makalah kami dimasa yang akan datang.
Surabaya,
22 Februari 2012
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Penyakit
jantung,pastinya bukan penyakt yang asing karena sering terdengar dan dialami
orang.Namun,meski cukup familiar ditelinga orang awam,ternyata belum banyak
orang yang terlalu perduli dengan penyakit mematikan tersebut.Bahkan kebanyakan
orang justru jauh lebih takut dengan penyakit kangker dibandingkan dengan
penyakit yang tercatat sebagai penyakit no 1 didunia ini.
Ada berbagai macam
penyakit jantung, namun penyakit jantung yang umumnya ditakuti dan yang paling
banyak dialami masyarakat dunia termasuk Indonesia adalah jantung
koroner,karena menyerang pada usia produktif dan dapat menyebabkan serangan
jantung hingga kematian mendadak.Penyebab penyakit jantung koroner adalah
penyempitan dan penyumbatan pembuluh ateri koroner.Hal-hal yang memicu penyakit
jantung koroner yaitu merokok dalam jumlah banyak selama bertahun-tahun,
mengonsumsi makanan yang berkolesterol tinggi, obesitas, kurang beraktivitas
dan kurang berolahraga.
Tujuan
Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai
jantung koroner dari gejala, penyebab dan cara pencegahannya.
BAB
II
ISI
Definisi
Penyakit jantung
koroner adalah salah satu bentuk dari penyakit jantung dan pembuluh darah,
merupakan penyakit yang melibatkan gangguan pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh
darah yang menyuplai oksigen dan zat makanan pada jantung.
Penyebab
dan Faktor Risiko
Penyakit Jantung
Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam
pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan diikuti
oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan
darah, dll.,yang semuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah
tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami
kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup
serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam
masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian
mendadak.
Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung
Koroner :
·
Dislipidemia
·
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
·
Merokok
·
Diabetes Mellitus
·
Kegemukan
·
Riwayat keturunan penyakit jantung dalam
keluarga
·
Stress
·
Usia
·
Jenis kelamin laki-laki
·
Riwayat keluarga
·
Etnis
·
Sindrom metabolic
·
Inaktifitas fisik
·
Inflamasi
·
Fibrinogen
·
Homosistein
·
Stres oksidatif
Gejala
Gejala dapat terlihat dengan jelas ataupun tidak
menunjukkan gejala (asimptomatis) Gejala yang paling umum adalah angina yang
berupa sakit di bagian dada. Rasa sakit atau tidak enak ini muncul karena
jantung kekurangan darah dan oksigen. Sakitnya dapat bervariasi antara 1 orang
dengan orang lain.
Rasa sakit dapat menyebar ke leher, tangan, perut,
dan punggung bagian atas. Rasa sakit biasanya muncul sesuai dengan aktivitas
atau emosi dan dapat hilang dengan istirahat atau obat nitrogliserin.
Gejala lain dapat berupa nafas pendek dan mudah
lelah saat beraktivitas.
Pada wanita, orang tua, dan orang dengan diabetes
ada kemungkinan lebih tinggi munculnya gejala :
·
Kelelahan
·
Nafas pendek
·
lemah
Patofisiologi
Lapisan endotel
pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami kerusakan oleh adanya faktor
risiko antara lain: faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat-zat vasokonstriktor,
mediator (sitokin) dari sel darah, asap rokok, diet aterogenik, penigkatan kadar
gula darah, dan oxidasi dari LDL-C. Kerusakan ini menyebabkan sel endotel
menghasilkan cell adhesion molecule seperti sitokin (interleukin -1, (IL-1);
tumor nekrosis faktor alfa, (TNF-alpha)), kemokin (monocyte chemoattractant
factor 1, (MCP-1; IL-8), dan growth factor (platelet derived growth factor,
(PDGF); basic fibroblast growth factor, (bFGF). Sel inflamasi seperti monosit
dan T-Limfosit masuk ke permukaan endotel dan migrasi dari endotelium ke sub-endotel.
Monosit kemudian berdiferensiasi menjadi makrofag dan mengambil LDL teroksidasi
yang bersifat lebih atherogenik dibanding LDL. Makrofag ini kemudian membentuk
sel busa. LDL teroksidasi menyebabkan
kematian sel endotel dan menghasilkan respons inflamasi. Sebagai tambahan,
terjadi respons dari angiotensin II, yang menyebabkan gangguan vasodilatasi,
dan mencetuskan efek protrombik dengan melibatkan platelet dan factor koagulasi.
Akibat kerusakan endotel terjadi respons protektif
dan terbentuk lesi fibrofatty dan fibrous, plak atherosklerosik, yang dipicu
oleh inflamasi. Plak yang terjadi dapat menjadi tidak stabil (vulnerable) dan
mengalami ruptur sehingga terjadi Sindroma Koroner Akut (SKA).
Angina Pektoris Stabil (APS): sindrom klinik yang
ditandai dengan rasa tidak enak di dada, rahang, bahu, pungggung ataupun
lengan, yang biasanya dicetuskan oleh kerja fisik atau stres emosional dan
keluhan ini dapat berkurang bila istirahat atau oleh obat nitrogliserin. Angina
Prinzmetal: nyeri dada disebabkan oleh spasme arteri koronaria, sering timbul pada
waktu istirahat, tidak berkaitan dengan kegiatan jasmani dan kadang-kadang siklik
(pada waktu yang sama tiap harinya).
Sindroma Kororner Akut (SKA):sindrom klinik yang
mempunyai dasar patofisiologi yang sama yaitu adanya erosi, fisur, ataupun robeknya
plak atheroma sehingga menyebabkan trombosis intravaskular yang menimbulkan
ketidakseimbangan pasokan dan kebutuhan oksigen miokard. Yang termasuk dalam
SKA adalah:
• Angina pektoris tidak stabil (APTS, unstable
angina): ditandai dengan nyeri dada yang mendadak dan lebih berat, yang serangannya
lebih lama (lebih dari 20 menit) dan lebih sering. Angina yang baru timbul
(kurang dari satu bulan), angina yang timbul dalam satu bulan setelah serangan
infark juga digolongkan dalam angina tak stabil.
• Infark miokard akut (IMA): Nyeri angina pada
infark jantung akut umumnya lebih berat dan lebih lama (30 menit atau lebih).
Walau demikian infark jantung dapat terjadi tanpa nyeri dada (20 sampai 25%).
IMA bisa nonQ MI (NSTEMI) dan gelombang Q MI (STEMI).
Diagnosis
Cara-Cara Diagnostik :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan
fisik
3. Laboratorium
4. Foto
thoraks
5. Pemeriksaan
jantung non-invasif :
•
EKG istirahat
•
Uji latihan jasmani (treadmill)
•
Uji latih jasmani kombinasi pencitraan:
•
Uji latih jasmani ekokardiografi (Stress
Eko)
•
Uji latih jasmani Scintigrafi Perfusi
Miokard
•
Uji latih jasmani Farmakologik Kombinasi
Teknik Imaging
•
Ekokardiografi istirahat
•
Monitoring EKG ambulatoar
•
Teknik non-invasif penentuan klasifikasi
koroner dan anatomi koroner:
•
Computed Tomography
•
Angiography (lebih dikenal kateterisasi
Perawatan
Perawatan tergantung dari gejala dan seberapa
parahnya penyakit yang diderita. Obat-obatan yang mungkin dipakai meliputi:
-
ACE inhibitor : menurunkan tekanan darah
serta melindungi jantung dan ginjal
-
Aspirin, dengan atau tanpa clopidogrel
atau prasugrel : menghambat terbentuknya bekuan darah (blood clot)
-
Beta-blockers : menurunkan denyut nadi,
tekanan darah, dan penggunaan oksigen oleh jantung.
-
Calcium channel blockers :
merelaksasikan arteri, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi beban jantung
-
Diuretik : menurunkan tekanan darah dan
mengobati gagal jantung
-
Nitrat (seperti nitrogliserin) :
menghentikan sakit dada dan meningkatkan aliran darah dalam jantung
-
Statin : menurunkan kolesterol
Prosedur pembedahan juga mungkin dilakukan, prosedur
pembedahan yang umum dalam menangani penyakit jantung coroner :
-
Angioplasti dan pemasangan stent
-
Operasi bypass arteri coroner
-
Operasi invasif minimal jantung
Menjaga pola hidup yang sehat juga merupakan hal
yang penting dalam perawatan jantung coroner. Hal yang bisa dilakukan adalah :
-
Menghindari rokok dan penggunaan
tembakau
-
Tingkatkan olahraga, minimal 30 menit
dalam sehari, 5 hari dalam seminggu (sesuaikan dengan anjuran dokter)
-
Mengatur berat badan yang sehat.
Menggunakan acuan indeks massa tubuh antara 18.5 hingga 24.9
-
Memeriksakan diri dan menyembuhkan
depresi
-
Perempuan dengan resiko tinggi terkena
penyakit jantung dapat mengkonsumsi suplemen asam lemak omega-3
-
Meminimalkan konsumsi alkohol.
-
Memilih diet dengan banyak buah dan
sayur
-
Mengkonsumsi produk susu rendah lemak
-
Hindari konsumsi garam dan lemak pada
makanan kering dan makanan olahan (processed foods).
-
Kurangi konsumsi produk hewani yang
mengandung keju, krim, atau telur
Prognosis
Kesembuhan dapat bervariasi antara satu orang dengan
orang yang lain. Beberapa orang yang dapat mengubah pola hidup mereka menjadi
pola hidup sehat dapat sembuh lebih cepat, sementara beberapa orang lain bahkan
memerlukan diadakannya operasi.
Deteksi dini dalam penyakit jantung koroner secara
umum menghasilkan hasil yang lebih baik
DAFTAR
PUSTAKA
1. Mosca L, Benjamin EJ, Berra K, Bezanson JL, Dolor
RJ, Lloyd-Jones DM, et al.
Effectiveness-Based Guidelines for the Prevention of
Cardiovascular Disease in
Women--2011 Update: a guideline from the American
Heart Association. Circulation.
2011;123(11);1243-1262.
2. Gaziano JM, Ridker PM, Libby P. Primary and
secondary prevention of coronary
heart disease. In: Bonow RO, Mann DL, Zipes DP,
Libby P, eds. Braunwald's Heart
Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 9th
ed. Philadelphia, Pa: Saunders
Elsevier;2011: chap 49.
3. Greenland P, Alpert JS, Beller GA, Benjamin EJ,
Budoff MJ, Fayad ZA, et al. 2010
ACCF/AHA guideline for assessment of cardiovascular
risk in asymptomatic adults: a
report of the American College of Cardiology
Foundation/American Heart Association
Task Force on Practice Guidelines. Circulation.
2010;122(25)e584-e636.
4. U.S. Preventive Services Task Force. Aspirin for
the prevention of cardiovascular
disease: U.S. Preventive Services Task Force
recommendation statement. Ann Intern
Med. 2009;150:396-404. [PubMed]
5.
http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=76
6.
http://die13profesionalnursing.blogspot.com/2009/01/penyakit-jantung-koroner-
patofisiologi.html
BAB
III
PENUTUP
Demikian yang dapat
kami jelaskan mengenai materi jantung koroner yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan yang akan datang.
Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.
Kami berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan yang akan datang.
Semoga makalah ini berguna bagi kita semua.